Welcome to Muhammad Moulya Yamada's Blog

Welcome to Muhammad Moulya Yamada's Humble Blog

Sunday, January 6, 2013

2012 -2013

Nisya dengan senyumnya yang selalu dirindukan
Bogor, 7 Januari 2013
00:14 WIB


Tanpa terasa,
ternyata 2012 telah berlalu dan kini seminggu sudah 2013 berjalan.
2012 meninggalkan banyak kenangan - kenangan indah dan kenangan pahit - , dan semuanya sungguh tak mudah terlupakan.

Awal 2012 saya harus mengikhlaskan Chen-Chen, monyet ekor panjang peliharaan saya, direhabilitasi di sebuah panti rehabilitasi khusus satwa liar yang kemudian akan dilepas liarkan setelah ia dirasa cukup siap untuk dilepaskan kembali ke alamnya.

Lalu beberapa teman baru juga berdatangan dari berbagai negara untuk menumpang tinggal dan menginap di rumah saya. Ada Jonas dari Swedia, Solene dari Perancis, Klara dan Peter dari Chech, Justin dan Nithin dari Amerika, Evan dari Yunani, Ryo dari Jepang dan lain-lain. Semuanya memiliki cerita-cerita tersendiri (kelak akan saya tuliskan pula satu-persatu kisah mereka).

Namun satu kenangan yang nampaknya membutuhkan waktu seumur hidup saya untuk dapat melupakannya adalah kenangan 17 Mei 2012, dimana pada pagi hari ditanggal tersebut itulah saat saya melihat terakhir kali tatapan mata keponakan saya terkasih, Kirana Nisya Ifada. Keponakan yang saya amat kasihi, yang rasa sayang saya tidak akan pernah lekang oleh waktu hingga kapanpun.

Tatapan matanya pagi itu yang begitu lekat seolah berkata agar saya tidak pergi ke Jakarta.
Dan rupanya itulah saat kami bertatapan mata untuk terakhir kalinya yang sanggup membuat saya selalu menangis setiap kali teringat tatapan matanya saat itu. Tatapan mata penuh makna yang ketika kata-kata tak dapat mewakili berbagai perasaan yang ingin diungkapkan.

Sore hari di dalam bis perjalan pulang dari Jakarta menuju Bogor adalah saat dimana saya sudah tak lagi peduli dengang keadaan disekeliling saya ketika mendengar kata-kata adik saya lewat telepon seluler yang terbata-bata sambil terisak berkata: "A, Nisya ... Nisya ... udah ngga ada ..."

Runtuh rasanya dunia ini. Hanya tangisan dan raungan pilu saya dalam bis dan masih lekat dalam benak saya bayangan para penumpang yang kebingungan harus berbuat apa. Sementara teman-teman saya hanya dapat terdiam kelu. Saya tau mereka pun tak percaya akan kepergian keponakan saya yang begitu cepat dan tiba-tiba (keponakan saya sangat akrab dengan teman-teman saya).

Kamis, 17 Mei 2012 sungguh menjadi hari dimana semuanya menjadi suram dalam pandanganku. Dunia ini terasa runtuh. Hidup ini terasa hancur. Setiap detik menjadi begitu terasa cepat dan saya enggan waktu berlalu karena saya ingin tetap menatap dan memeluk jenazah keponakan saya tercinta.

Jumat, 18 Mei 2012 menjadi pagi paling buruk dalam hidup saya, ketika menyaksikan bagaimana jenazah keponakan terkasih akan dimasukkan kedalam keranda untuk dibawa ke pemakaman,. Saat itu saya masih berharap keponakan saya hanya mengalami mati suri dan terbangun kembali. Dengan lirih dan pilu saya memohon-mohon, "Nisya sayang, banguun sayang. Ayo bangun sayang.... " namun ia tak pernah terbangun lagi.

Liang lahat sudah dipersiapkan, dan mukjizat itu masih tetap saya harapkan.
"Nisya, bangun sayang ... banguuuun. Ayo bangun. Mang Oulya masih ingin main sama Nisya .."
Namun ia tak pernah terbangun lagi hingga tanah kubur dengan cepat menutupi dan membentuk sebuah makam yang baru.

Dan semuanya terasa begitu gelap ....
Dan gelap itu masih terasa hingga kini ....
Saat ini ....
Detik ini ....
Entah sampai kapan ....

Bila tak ingat akan dosa, hal bodoh tentu sudah saya lakukan ...
Sehingga yang menulis tulisan ini tentu bukan saya, entah siapa ....


I let you go, I let you fly .....
My Firefly of Heaven





2 comments: