Welcome to Muhammad Moulya Yamada's Blog

Welcome to Muhammad Moulya Yamada's Humble Blog

Saturday, March 16, 2013

17 Maret 2013, Bulan ke-sepuluh.



Normalnya bulan Maret adalah bulan yang ke-tiga dalam hitungan masehi. Namun bagi saya semuanya berubah sejak Nisya pergi meninggalkan kami 17 Mei tahun silam, 2012.
Kuhitung hari demi hari, dan setiap tanggal 17 di suatu bulan, itulah waktu sekian bulannya ia pergi meninggalkan kami. Dan hari ini adalah tepat 10 bulan Nisya wafat.

Kirana Nisya Ifada, keponakanku, seorang gadis kecil yang manis dan teramat sangat saya kasihi.

Dulu saya selalu ingin punya keponakan laki-laki karena saya berfikir anak laki-laki dapat lebih leluasa untuk diajari apapun, sehingga bermain dengan anak laki-laki nampaknya akan lebih seru.
Namun ternyata tidak seperti itu juga.

Kirana Nisya Ifada, keponakan pertamaku adalah seorang anak perempuan yang ternyata saya amat sangat mengasihinya dan saya merasa amat sangat kehilangan setelah dia pergi sepuluh bulan lalu.

Semenjak ia pergi, saya hanya dapat mengenang kembali dengan tetesan air mata saat-saat dulu menghabiskan hari-hari bersamanya.

Dia adalah salah satu alasan besar saya tidak ingin kerja jauh lagi seperti sebelumnya, sehingga saya selalu bisa cepat pulang ke rumah atau selalu ada di rumah untuk sekedar nonton tv bersama, mengajaknya ke toko ikan hias, mengajarinya prakarya.
Karena bagi saya, berada di dekatnya adalah saat-saat paling membahagiakan dalam hidup saya.

Malam sebelum ia meninggal, saya ingat sekali dan masih dapat saya merasakan, betapa saya rindu sekali padanya.

Saat itu saya mendapat jadwal siaran malam.
Sebelum saya berangkat siaran, ada teman-teman saya datang ke rumah lalu saya mengajak mereka untuk makan malam di warung tenda sop iga di depan komplek pemakaman dimana esoknya Nisya dimakamkan disana. Saat itu saya makan dengan perasaan yang kacau dan selalu ingat dengan Nisya di rumah. Ada perasaan berdosa ketika saya makan disini namun orang di rumah tidak turut menikmatinya.

Dan perasaan saya saat itu sangat bercampur aduk. Entah kenapa saya selalu teringat akan Nisya bahkan pada saat saya siaran. Lalu saya berfikir untuk membelikan makanan-makanan ringan untuknya sepulang saya siaran tengah malam dan saya berencana menaruhnya di lemari pakaiannya seperti biasa, sehingga ketika pagi harinya ia membuka lemari pakaiannya akan ada 'kejutan' disana.
Namun niat membelikan makanan itu saya urungkan, saya berfikir 'ah besok saja deh belinya'.

Esoknya saya pergi ke daerah Jakarta Selatan untuk menghadiri peresmian gedung Menara 165.

Seorang teman mengajak saya pulang pada siang harinya, dan saya menolak dengan mengatakan ingin pulang sore saja karena kapan lagi bisa ke Menara 165 dan bertemu dengan teman-teman alumni ESQ lagi.
Tapi entah mengapa, disana beberapa kali menyebutkan nama keponakan saya itu dan mengatakan kepada teman-teman tentang hebatnya Nisya.

Lalu sorenya saya pulang bersama teman-teman saya sebelum akhirnya saya dikabari lewat telepon genggam saya Nisya meninggal, ketika saya berada di perjalanan.

Ya, itu terjadi 10 bulan lalu.
Sepuluh bulan lalu dimana saya merasakan pedih yang luar biasa.
Dan pedih itu masih membekas, menggoreskan luka yang entah kapan dapat tersembuhkan.


17 Mei 2012 - 17 Maret 2013.





1 comment: