Welcome to Muhammad Moulya Yamada's Blog

Welcome to Muhammad Moulya Yamada's Humble Blog

Tuesday, January 8, 2013

Ketika Mata Berkata

Nisya di Bowling Center BNR. Ini adalah jalan-jalan terakhir saya dengan Nisya. Setelah keliling-keliling Mall BNR, saya ajak Nisya ke Bowling Center ini untuk sekedar 'ngadem' karena ruangannya ber-AC, sekaligus ingin Nisya lihat seperti apa bowling itu.
Guyuran hujan membuat suhu kota Bogor menjadi lebih dingin. Dalam gerimis kecil di sore hari, saya sempatkan menaruh seikat krisan ungu di pot bunga yang saya letakkan di makam keponakan terkasih.
Suhu dingin membuat perut menjadi lapar lebih sering dan mengantarkan saya ke sebuah kedai mie ayam di ruko perempatan jalan.
Semangkuk mie ayam dengan lahap saya habiskan dalam sekejap, dan tak lupa mengucap hamdallah tanda syukur kepada Allah saya diberi kesempatan indera pengecap ini masih berfungsi baik menikmati rasa.

Saya bukan termasuk orang yang senang berlama-lama di tempat makan. Bila makanan sudah habis disantap, biasanya saya langsung membayar dan meninggalkan tempat untuk melanjutkan aktifitas lain.

Melangkah keluar kedai, seorang anak laki-laki 9 atau 10 tahunan tampak menghadang ragu-ragu. Dengan suara pelan ia menawarkan jualannya,

''A, mau beli kerupuknya ngga? Kerupuk palembang.. ''

Tak sampai hati memupus harapan yang tampak jelas di matanya, sebungkus kerupuk palembang seharga 5 ribu yang saya bayar 6 ribu, sudah berpindah ke tangan saya.
Tampak jelas binar di matanya. Lalu ia pergi dengan hati gembira.

Tatapan mata itu membawa saya pada suasana Kamis pagi 17 Mei 2012 silam. Ketika tatap matanya pagi itu lekat menatap mataku dengan sayu seolah berkata, ''Mang, jangan pergi ke Jakarta. Hari ini libur, Nisya ingin main sama Mang Oulya'' , namun saya tetap pergi.
Dan ternyata, itulah terakhir kalinya kami saling bertatap mata ....

Kini saya semakin mengerti, tatap mata tak pernah dapat membohong. Ia mengatakan seluruh kata yang lisan tak sanggup katakan.
Mengabaikan tatap mata penuh harap dapat memupus bahagia dan cita-cita seseorang, sekaligus dapat membuat kita kelak meneteskan air mata penyesalan.


#Teruntuk Kunang-Kunang Surga-ku, Kirana Nisya Ifada, yang tatapan matanya selalu kurindukan.#

Bogor, awal 8 Januari 2012. 

No comments:

Post a Comment